10 research outputs found

    PENENTUAN LEVEL DENSITY UNTUK Th-230 (n,f)

    Get PDF
    Fisibilitas suatu nuklida dapat ditentukan melalui proses penentuan penampang lintang fisi dengan melibatkan parameter struktur inti seperti level density dan fission barrier. Level density sangat berperan penting dalam penentuan parameter koefisien transmisi dan populasi dari inti yang akan melakukan fisi. Di dalam paper ini, penentuan level density akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan temperatur konstan dari Gilbert-Cameron dengan memanfaatkan formulasi Ignatyuk untuk menentukan parameter level density (LDP) yang bergantung pada energi eksitasi. Setelah melalui proses pembandingan dengan data ENDF ternyata hasil perhitungan penampang lintang fisi total untuk Th-230 masih memiliki ketidaksesuaian pada daerah energi yang cukup lebar. Ketidaksesuaian ini sebagian besar diakibatkan oleh ketidakhadiran beberapa parameter penting yang harus dilibatkan di dalam proses perhitungan. Parameter-parameter tersebut mewakili keadaan sebenarnya dari mekanisme reaksi Th-230(n,f). Hasil perhitungan level density dan LDP dari dua buah inti residual Th-230 dan Th-231 menunjukkan signifikansi dari karakteristik masing-masing inti tersebut

    PENENTUAN LEVEL DENSITY UNTUK Th-230 (n,f)

    Get PDF
    Fisibilitas suatu nuklida dapat ditentukan melalui proses penentuan penampang lintang fisi dengan melibatkan parameter struktur inti seperti level density dan fission barrier. Level density sangat berperan penting dalam penentuan parameter koefisien transmisi dan populasi dari inti yang akan melakukan fisi. Di dalam paper ini, penentuan level density akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan temperatur konstan dari Gilbert-Cameron dengan memanfaatkan formulasi Ignatyuk untuk menentukan parameter level density (LDP) yang bergantung pada energi eksitasi. Setelah melalui proses pembandingan dengan data ENDF ternyata hasil perhitungan penampang lintang fisi total untuk Th-230 masih memiliki ketidaksesuaian pada daerah energi yang cukup lebar. Ketidaksesuaian ini sebagian besar diakibatkan oleh ketidakhadiran beberapa parameter penting yang harus dilibatkan di dalam proses perhitungan. Parameter-parameter tersebut mewakili keadaan sebenarnya dari mekanisme reaksi Th-230(n,f). Hasil perhitungan level density dan LDP dari dua buah inti residual Th-230 dan Th-231 menunjukkan signifikansi dari karakteristik masing-masing inti tersebut

    A Classical Approach in Simple Nuclear Fusion Reaction 1H2 + 1H3 using Two-Dimension Granular Molecular Dynamics Model

    Full text link
    Molecular dynamics in 2-D accompanied by granular model provides an opportunity to investigate binding between nuclei particles and its properties that arises during collision in a fusion reaction. A fully classical approach is used to observe the influence of initial angle of nucleus orientation to the product yielded by the reaction. As an example, a simplest fusion reaction between 1H2 and 1H3 is observed. Several products of the fusion reaction have been obtained, even the unreported ones, including temporary 2He4 nucleus.Comment: 3 pages, 2 figures, submitted to International Conference on Advances in Nuclear Science and Engineering (ICANSE) 201

    SEGMENTASI CITRA PADA LUKA KRONIS MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS

    Get PDF
    Pada umumnya dibutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama untuk penanganan luka kronis, dibutuhkan juga perawatan yang bervariasi untuk menangani luka kronis. Hal ini dikarenakan luka kronis dapat digolongkan sebagai luka yang memiliki tingkat kerumitan cukup rumit untuk dipisahkan, terlebih pada area luka dan area non luka yang memiliki susunan warna yang cenderung meliki kesamaan. Penelitian ini berfokus pada pemisahan area luka dan area non luka menggunakan metode segmentasi algoritma Fuzzy C-means. Percobaan dilakukan dengan proses pre-processing pada citra luka pressure ulcers menggunakan 2 metode, yaitu metode filtersisasi homomorphic dan metode thresholding yang kemudian citra luka pressure ulcers diproses menggunakan algoritma Fuzzy C-means. Hasil dari percobaan segmentasi luka kronis ini menunjukkan bahwa metode Fuzzy C-means dapat dikatakan cukup efektif untuk digunakan dan dapat memisahkan bagian luka dan bagian non luka.Pada umumnya dibutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama untuk penanganan luka kronis, dibutuhkan juga perawatan yang bervariasi untuk menangani luka kronis. Hal ini dikarenakan luka kronis dapat digolongkan sebagai luka yang memiliki tingkat kerumitan cukup rumit untuk dipisahkan, terlebih pada area luka dan area non luka yang memiliki susunan warna yang cenderung meliki kesamaan. Penelitian ini berfokus pada pemisahan area luka dan area non luka menggunakan metode segmentasi algoritma Fuzzy C-means. Percobaan dilakukan dengan proses pre-processing pada citra luka pressure ulcers menggunakan 2 metode, yaitu metode filtersisasi homomorphic dan metode thresholding yang kemudian citra luka pressure ulcers diproses menggunakan algoritma Fuzzy C-means. Hasil dari percobaan segmentasi luka kronis ini menunjukkan bahwa metode Fuzzy C-means dapat dikatakan cukup efektif untuk digunakan dan dapat memisahkan bagian luka dan bagian non luka

    ESTIMASI DOSIS Tc-99m GLUTATION UNTUK DIAGNOSA KANKER KEPALA DAN LEHER BERDASARKAN UJI BIODISTRIBUSI HEWAN MODEL MENCIT

    Get PDF
    99mTc-GSH merupakan radiofarmaka untuk mendeteksi kanker leher dan kepala. Kanker kepala dan leher terbentuk pada jaringan atau organ yang terdapat di area kepala dan leher seperti kanker hipofaring, kanker telinga, kanker kelenjar saliva, kanker mata, kanker laring, dan kanker kelenjar tiroid. Glutataion(GSH) memiliki molekul yang kecil sehingga dapat berpenetrasi dengan baik didalam saluran kapiler yang mengalami inflamasi, kanker payudara serta kanker kepala dan tumor. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui estimasi dosis organ radiofarmaka 99mTc-GSH pada manusia berbasis uji biodistribusi hewan model mencit. Uji kemurnian 99mTc-GSH dilakukan dengan menggunakan kertas kromatografi lapis tipis TLC-SG dengan fase gerak aseton kering dan larutan NaCl 0.9%. Dari hasil uji didapatkan kemurnian radiokimia sebesar 99.60 ± 0.07 %. Penelitian dilakukan pada 4 kelompok mencit dengan tiap kelompok sebanyak 3 ekor mencit. Setelah dilakukan injeksi secara intravena sebanyak 3 μCi/mL dilakukan uji biodistribusi dengan 2, 4, 6 dan 24 jam pasca injeksi dengan organ yang diteliti adalah kulit, otot, tulang, darah, usus, hati, limpa, jantung, ginjal, lambung, paru-paru, kantung kemih, dan otak. Hasil uji bidodistribusi yang diperoleh berbentuk persentase dosis injeksi per gram organ hewan, kemudian dikonversi ke persentase dosis injeksi per gram organ manusia. Hasil konversi digunakan sebagai input pada software OLINDA/EXM, menghasilkan residence time  yang dapat digunakan sebagai basis perhitungan estimasi dosis 99mTc-GSH. Hasil estimasi dosis yang diperoleh adalah dosis efektif  total 1,14x10-3 mSv/MBq untuk pria dan 1.34 x10-3 mSv/MBq untuk wanita. Distribusi dosis organ pada manusia yang terbesar untuk pria adalah dan ginjal 3.05 x10-4  mSv/MBq sedangkan untuk wanita adalah ginjal 3.32 x10-4 mSv/MBq. Hasil estimasi dosis ini dapat digunakan sebagai panduan dosis injeksi, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar didapatkan estimasi dosis yang tepat

    Analisis Pengolahan Citra Mri Otak Menggunakan Segmentasi Watershed Dengan Filter Sobel Dan Morphological Gradient

    No full text
    encitraan medis atau medical imaging adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi citra medis tanpa harus menggunakan tindakan operasi atau bedah. Proses diagnosis dalam pencitraan medis akan memberikan informasi terkait bentuk, lokasi, objek yang di teliti, atau disebut dengan ROI (Region of Interest). Pada Penelitian ini dibuat sebuah rancangan metoda segmentasi secara komputasi menggunakan teknik watershed dengan filter sobel dan morphological gradient untuk menganalisis daerah tumor dan mengurangi efek segmentasi berlebihan yang muncul pada teknik watershed, pada citra otak dengan tinjauan tiga slice hasil citra MRI yang berbeda yaitu axial, koronal dan sagital. Hasil percobaan dari dua metoda kombinasi teknik watershed makers dan morphological gradient menghasilkan segmentasi baik mengurangi segmentasi yang berlebihan serta hasil yang lebih tajam, dengan hasil pengujian kualitas citra dengan metoda SNR (Signal Noise to Ratio) untuk setiap slice adalah axial 5.73 dB, koronal 6.38 dB dan sagital 5.96 dB dengan waktu rata-rata komputasi adalah 1.20 s dan kombinasi segmentasi menggunakan filter sobel untuk masing-masing slice adalah axial 5.68 dB, koronal 6.28 dB, dan sagital 5.27 dB dengan waktu rata-rata komputasi adalah1.80 s. Medical imaging is a way to get the medical image without using surgery. The process of diagnosis in medical imaging will provide information regarding the shape, location, objects in conscientious, or ROI (Region of Interest). In this research created a design method of segmentation computation using the technique watershed with filter Sobel and morphological gradient to analyze the region of the tumor and reduce the effects of segmentation excessive appearing on technique watershed, the image of the brain from three slice results MRI axial, coronal and sagittal planes. The experimental results of the two methods combination of techniques and morphological gradient watershed makers produce better segmentation reduces excessive segmentation and image are sharper than segmentation using Sobel filter, with image quality results SNR (Signal Noise to Ratio) for each slice is 5.73 dB axial, coronal and sagittal 6.38 dB 5.96 dB average time computing is 1.20 s and the combination of segmentation using Sobel filter for each slice is 5.68 dB axial, coronal 6.28 dB, and sagittal 5.27 dB with an average time of computing adalah1.80 s

    Studi Pengukuran Koefisien Atenuasi Material Zincalume Sebagai Perisai Radiasi Gamma

    No full text
    Radiasi merupakan energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang dari suatu sumber radioaktif. Partikel tersebut tidak dapat terlihat secara kasat mata diantaranya partikel alfa (), beta () dan gamma (). Sedangkan jika suatu partikel berinteraksi secara langsung dengan tubuh makhluk dapat menyebabkan terjadinya ionisasi bahkan mutasi yang akan berdampak negatif terhadap kesehatan. Sehingga dalam makalah ini akan dilakukan pengukuran koefisien atenuasi material () zincalume sebagai perisai radiasi, material tersebut mudah ditemukan karena sudah diproduksi dan digunakan secara luas dalam bidang konstruksi. Pengukuran dilakukan dengan simulasi menggunakan program transfort monte carlo MCNPX, meliputi detektor NaI(Tl) dengan terlebih dahulu di uji efisiensi absolutnya dan dibandingkan antara eksperimen dan simulasi, kemudian material perisai di investigasi dengan ketebalan berbeda dari 2 cm – 10 cm menggunakan sumber radioaktif 60Co. Hasil pengukuran menunjukan koefisien attenuasi meningkat dengan bertambahnya ketebalan perisai, intensitas radiasi dapat berkurang hingga 95.58% dengan ketebalan perisai 5 cm. Material zincalume dapat digunakan sebagai perisai radiasi gamma energi rendah dengan ketebalan 2 cm dengan daya serap radiasi lebih dari setengahnya. Radiation is energy that is emitted in the particles or waves of radioactive source. The particles can not be seen by naked eye among the alpha particle (α), beta (β) and gamma (γ). Meanwhile, if a particle interacts directly with the body also can cause ionization even mutations that will have a negative impact on health. Thus, in this paper will be measured attenuation coefficient material () zincalume as radiation shields, the material is easy to find because it is produced and used widely in the construction field. Measurements were performed by simulation using the program transfort monte carlo MCNPX, includes detectors NaI(Tl) to advance in test the efficiency absolute and comparison between experiment and simulation, then material shield in the investigation of varying thickness of 2 cm - 10 cm using a radioactive source 60Co. The measurement results showed attenuation coefficient increases with the thickness of the shield, the radiation intensity can be reduced by 95.58% with a thickness of 5 cm shield. Zincalume material can be used as low-energy gamma radiation shield with a thickness of 2 cm with the absorption of radiation by more than half
    corecore